Kisah pilu penambal ban Caruban
Geliat ekonomi Kota Caruban secara kasat mata tampak randa-tanda yang menggembirakan. Pemudik yang pulang kampung menjadi salah satu faktor geliat tersebut. Setidaknya, peredaran uang meningkat melalui belanja bahan pokok hingga belanja wisata.
Kondisi cukup menggembirakan para pelaku UKM di Kota Caruban seiring pelonggaran PPKM Covid19. Namun demikian tidaklah dirasakan seluruh pelaku UKM.
Aris, demikian namanya dipanggil, seorang pelaku usaha tambal ban dengan 3 orang pegawainya, mencerirakan kisah pilu usahanya. Selepas Subuh Aris menceritakan, penghasilannya turun drastis sejak Tol Solo Kertosono (Soker) dibuka menjadi rata-rata 50 ribu/perhari, yang semula bisa mendapatkan 300 ribu/hari.
Hantaman kedua tahun 2020 saat Covid19 melanda Caruban hingga tahun 2022 awal. Usanya makin tertekan, saat tidak banyak kendaraan yang berani lalu lalang dijalan depan usahanya.
Yang cukup memprihatinkan lagi, saat ada program pemerintah memberikan bantuan untuk UKM, Aris tidak mendapatkan bantuan tersebut. Usaha telah dilakukan, demikian pungkasnya.
Aris hanya dapat mengelus dada saat pensiunan dan para pelaku UKM Besar yang mendapatkannya. Pada akhirnya Aris hanya pasrah sambil berucap," yang penting keluarga bisa makan." dan untuk menentramkan hatinya, Aris berujar," biarkanlah, rezki ada yang ngatur, dan rezki tidak akan tertukar."
Demikian kisah salah satu pelaku UKM Caruban, semoga yang bersangkutan dimudahkan oleh Tihan YME.
Komentar