Berpikir Positif dalam pengalaman empiris
Malam (5/4), selepas sholat isya, hp berdering. Direktur rupanya yang mencoba menelpon. Setelah mengusap layar HP yang menandakan menerima panggilan, salam Direkturpun menyapa, dan lantas memberitahu bahwa besok harus memberikan paparan di depan pimpinan menjelaskan hasil rapat tanggal 5 Maret 2021.
Percakapanpun berlangsung, diakhirnya, meluncur pertanyaan untuk sang direktur. Bagaimana teknik komunikasi yang tepat saat di depan pimpinan besok ? sang direktur tidak memberikan jawaban pertanyaannitu, tapi justeru menceritakan gaya komunikasi pimpinan. Setelah itu berlalu, dan percakapan berhenti setelah salam.
Malam itu, setelah mendapat arahan, substansi paparan besok selesai dikerjakan dan lantas segera dikirim ke direktur. Sehubungan substansi paparan sering dipaparkan dan tertempa sejak 2018, rasanya sudah diluar kepala.
Beberapa waktu kemudian, terngiang cerita dari sana-sini tentang situasi rapat pimpinan yang begini dan begitu. Pimpinan menanyakan ini dan itu, menerima pendapat dari ini dan itu, dan selanjutnya, dan selanjutnya. Sempet tersirat tapi tidak terlalu lama, lantas segera menseting pikiran positif, "rapat besok akan baik-baik saja dan lancar".
Lantas teringat seseorang yang pendapatnya relatif sering diterima pimpinan. Argumentasinya tampak tegas dan berbobot dengan gaya komunikasi yang begitu meyakinkan. Setiap kata begitu jelas menapak tanpa keraguan. Intonasi suara dinamis, ditekan ketika ada kalimat yang mengandung pesan penting. Terkadang diulang "repeatation" saat pesan penting itu ingin mendapat perhatian. Setiap pertanyaan pimpinan dijawab dengan percaya diri tanpa keraguan. Inilah kemudian menjadi pilihan teknik komunikasi yang akan dibawakan besok.
Pikiran positif ini melalang membayangkan suasana rapat yang konstruktif, produktif dan hangat. Teknik komunikasi papatan yang jelas, dengan intonasi yang dinamis, suara yang menekan saat pesan penting hendak disampaikan, dan gaya bahasa formal tapi santai. Mencoba untuk mengkondisikan alam bawah sadar, agar semesta mendukung bak magnet positif menarik hal-hal yang pasitif.
Keesokan hari 6/4, rupanya, apa yang dipikirkan semalam terjadi. Diawali dengan doa Nabi Musa, "robbi srokhli sodri wayasirli amri wahlul uqdatammilisani qauli". Paparan di depan pimpinan berjalan aman, lancar dan hangat seperti percakapan santai. Bahan paparan dapat diserap pimpinan, bahkan terlontar kata-kata pimpinan," ini yang saya harapkan selama dua tahun ini, saya sekarang mengerti apa yang seharusnya dilakukan organisasi sebesar ini, terima kasih atas paparannya, saya mendapat banyak hal dari paparan pagi ini."
Atas berkah Allah Yang Maha Kuasa, berpikir positif mendapat dampat yang luar biasa. Berpikir positif membawa aura positif, sehingga semesta mendukung kepada hal-hal yang bersifat positif juga.
Demikian kisah nyata ini dituliskan, dengan tanpa menyebutkan siapa pelaku-pelakunya dan organisasi apa. Hal ini bertujuan untuk melindungi informasi organisasi tersebut. Terima kasih.
Komentar