Kesadaran Publik

Langkah demi langkah telah ditapaki, ada suka ada duka berlalu sedikit demi sedikit, meski luka hati dan perasaan atas kebijakan publik tidak mudah untuk diobati masyarakatpun akhirnya tau akan dirinya sendiri. Dari lubuk hati yang paling dalam ada jeritan yang tak terpana manakala pemerintah mengurang subsidi BBM. sangat menusuk sampai ke ulu hati, demikian ekonom kita Faisal Basri mengungkapkan kegetiran publik atas kebijakan pemerintah yang demikian menjerat.

Januari ini, publik kembali terkena pukulan dari kelangkaan gas dan minyak tanah dengan tiba-tiba, harga kebutuhan pokok mulai merangkak naik sampai-sampai produsen tahu dan tempepun mau berdemonstrasi ke Istana. Ada apa ini, kenapa harus ke Istana segala untuk meneriakan jeritan hati. Yah.. publik sekarang telah tersadar meskipun salah alamat, namun mereka menyadari bahwa di Istana ada seorang bapak yang diharapkan dapat memberi pencerahan dan jawaban atas keluh kesah mereka.

Tidak mudah membangun kesadaran publik yang telah tertidur selama 32 tahu era orde baru Soeharto. Suatu titik nadir bagi hak-hak publik terabaikan, nah kesadaran akan hak-hak publik dapat mulai tumbuh dan berkembang. Ini adalah buah dari Demokrasi kita yang terseok-seok, sebuah ideologi yang terus mendapat ujian sana sini. Mudah-mudahan publik mau belajar dan kita sampai pada Kesadaran yang Benar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masjid Agung Sunan Ampel - Surabaya

Warisan dari mbah Kosel

Gowes HUT RI ke 76